Janji Yang Menyakiti

Merintih perih jiwa yang hampa kini, kekosongan fikiran membuat ku tak tau dengan apa yang ku lalukan. Kesungguhan hati tehadap perasaan ini kini telah musnah, sirna bagai debu yang terhambus angin. Semua senyum seakan tak penah ada kini, entah mengapa semua ini harus terjadi. Kekecawaan yang mendalam telah ku dapati, lebih dari yang telah ku alami sebelumnya. Tak terbanyangkan rasa sakit dan kecewa yang kini merasuk kedalam jiwa ku, namun diri ini hanya bisa pasrah menghadapi semua yang terjadi.

Bunga jiwa nan indah kini tak tertaman lagi dalam sanubari ku, hanya sebuah tanda kecil yang tertinggal, namun tanda itu begitu nyata dan mendalam jauh di lubuk hati ini. Keinginan tuk kembali bangkitpun tak pernah ada dalam benak ku, semua telah sirna dengan seketika. Kini hanya sebuah kekelaman lama yang dulu pernah ku rasakan, dan kini ku harus menerimanya kembali. Alunan nada indah tak terbesit sedikitpun kini, hanya sebuah kekosongan dan kesunyian yang teramah dalam.

Meniti langkah tak pasti dengan kelemahan jiwa, fikiran dan raga kini, meniti setiap langkah yang bisa membawa ku ke dalam jurang kehidupan yang gelap dan kelam serta di selimuti oleh rasa putus asa. Meronta asa dalam batin ku, ingin teriak dan keluar, menuju ke tempat yang tenang.

"JAGA DIRI DAN KESEHATAN MU" itulah kata tarindah dan terakhir yang ku dengar dari bisik suaramu, suara yang selama ini memberikan ku kekuatan untuk melakukan banyak hal. Begitu sakit hati ini mendengar beberapa kata yang telah terucap dari mu, hingga tetesan air mata menetes di pipi ku.
Dalam hati, ku tak terima dengan semua yang telah terjadi, namun apalah daya ku.

Satu janji yang telah ku buat dalam diri ku "KU LAKUKAN SEMUA DEMI KEBAHAGIAN MU, WALAUPUN KU HARUS MENDERITA". Kini telah terbayar sudah janji yang telah ku buat, sebuah janji yang menyakiti diri ku sendri.

Ku telah merelakan semua yang telah terjadi, hanya demi kebahagian mu. Dengan ini ku berharap,
"KAU BISA TEMUKAN KEBAHAGIAN DAN KEHIDUPAN TERINDAH".